Sinopsis Unstopable High kick episode 1
Cerita dimulai pada
tahun 2006 di saat musim panas yang sedang bergolak di kota Seoul.
Keluarga Lee Sun Jae sedang bersiap –
siap untuk foto sekeluarga. Lee Joon ialah cucu bungsu dari Lee Sun Jae yang
merupakan anak dari anak bungsunya yang bernama Lee Min Young yang baru berusia
beberapa bulan dan sebelum memulai berfoto
keluarga Lee Soon Jae sedang bercanda dengan Joon.
“Kau pasti senang
sekali.” Ujar Na Mun Hee, istri Lee Soonjae.
“Kau tahu aku? Aku
Pamanmu, panggil aku paman” sapa Lee Joonha yang merupakan anak sulung Lee
Soonjae.
“Halo.” Sapa Park
Haemi yang merupakan istri dari Joonha.
Minyoung mengelap
air liu bayi Joon . Namun tiba-tiba Soonjae datang dan menyuruh pergi anggota
keluarga yang lain karena dia ingin menggendong Joon tetapi Joonha berdiri di belakang ayahnya.
“Jooni… kau sangat
tampan.” Ujar Soonjae.
Namun tiba – tiba
Joon kencing dan air seninya sampai menyembur ke wajah Soonjae Dan Joonha.
Lee Soonjae, Na
Munhee, Lee Junha, dan Park Haemi sudah
berada di studio dan masih bersiap – siap untuk sesi pemotretan keluarga.
Soonjae yang baru datang langsung duduk di samping istrinya dan meminta untuk
menggendong Joon.
“ Joon kau sangat
tampan, ayo –ayo cepat kita berfoto. Tapi dimana yang lainnya?” ujar Soonjae kesal
karena yang lainnya yaitu Minyoung, Shinji istri Minyoung, beserta kedua cucu
lainnya yang merupakan anak Joonha dan Haemi yaitu Lee Minhp dan Lee Yunho
belum juga datang ke studio.
“ Aku akan memanggil
mereka untuk bergegas” ujar Haemi sambil meninggalkan ruang studio.
“ Hey, kau kenapa
duduk disini? “ ujar Soonjae pada istrinya.
“ Kenapa? Aku ingin
duduk disini. “ balas Munhee.
“ Sofa ini terlalu
sempit untuk ditempati 4 orang dan akan terlihat tidak bagus. Jadi lebih baik
cepat pindah ke belakang” Ujar Soonjae lagi.
“ Tapi fotografer
menyuruhku duduk disini.” Balas Munhee lagi.
Joonha pun membela
ibunya agar tetap duduk, namun Soonjae tetap bersikeras menyuruh istrinya
pindah ke belakang padahal fotografer juga telah mengarahkan pasangan suami
istri tersebut duduk bersama. Namun akhirnya Munhee pindah berdiri ke belakang
dengan muka cemberut.
Saat Haemi memeriksa
ke luar studio dia melihat Minyoung yang sedang bertengkar dengan istrinya.
“ Ada apa denganmu?
Kau bercanda ya?” Tanya Minyoung kesal pada istrinya.
“ Aku bersumpah ini
serius.” Jawab Shinji dengan teriak.
“ Kau. Ya sudah
pergi jauh sana! “ Balas Minyoung dengan teriak dan menempeleng kepala Shinji.
Shinji pun tak
terima sehingga membala menginjak kaki Minyoung, “ Hei, kenapa kau memukulku?”
Namun Minyoung yang
berteriak kesakitan tetap membalas istrinya dengan menjambak rambut Shinji.
Tetapi pertengkaran mereka berakhir karena Haemi memanggil mereka agar bergegas
untuk berfoto.
Saat di dalam studio
foto yang belum datang hanya Minho dan Yunho, sementara itu Joonha sedang
merapikan rambut keritingnya dan menatanya ke belakang. Namun Ibunya mengatakan
bahwa akan terlihat muda bila rambutnya ditata ke depan. Kemudian istrinya
tidak setuju dengan ibu mertuanya karena sangat aneh bila rambutnya ditata ke
belakang. Joonha pun membolak – balikan tata rambutnya , namun akhirnya dia
mengikuti saran istrinya. Park Haemi pun merasa menang dari ibu mertuanya dan
Munhee merasa kesal dengan menantunya itu. Soonjae pun tidak bisa diam dan
memarahi Joonha yang tidak bisa mengatur dirinya. Namun Joonha yang takut
dimarahi ayahnya hanya pasrah ayahnya mengomelinya. Sang kakek juga menyuruh
cepat kedua cucunya untuk bergegas keluar dari ruang ganti. Dan mereka pun
sudah lengkap berkumpul. Fotografer menjempret foto.
“OK. 1… 2… 3…”
Di SMA Pungpa
kedatangan guru baru yang bernama Seo Minjung dan Kepala Sekolah mencoba
memperkenalkan guru baru tersebut, Semua guru bertepuk tangan namun Lee
Minyoung yang juga bekerja sebagai guru di SMA tersebut menyambut dengan
ekspresi yang datar. Namun ada kesalahan yang dilakukan oleh kepala Sekolah
dalam memperkenalkan Seo Minjung yaitu sebagai guru mata pelajaran matematika
yang menjadi wali kelas 9 sehingga dia
mengoreksi kembali perkenalan dirinya, “ Pak Kepala Sekolah namaku Seo MInjung
dan merupakan guru bahasa Inggris . Dan aku ialah wali kelas dari kelas 4.”
“ Oh,
Benarkah?” ujar Pak Kepala Sekolah sambil menggaruk – garuk kepala. Kemudian
Pak Kepala Sekolah bertanya kepada Minyoung sambil hanya menunjuk tanpa
menyebutkan nama, “Tunggu, bukankah anakmu berada di kelas 4?”
“Namaku
Lee Minyoung dan yang berada di kelas 4 itu keponakanku. Anakku bahkan usianya
belum genap setahun.” Koreksi Minyong terhadap kata – kata Pak Kepala Sekolah
dengan ekspresi datar.
Pak
Kepala Sekolah yang sudah agak pelupa ini pun hanya membenarkan kata – kata Minyoung dan mengarahkan guru –
guru agar dapat menerima guru baru dengan baik dan bekerja sama dengan baik.
Seo
Minjung pun bisa menempati meja kerjanya yang berada tepat di samping meja
kerja Minyoung. Mereka pun saling menyapa, Minjung selalu memberikan senyuman
yang berseri – seri namun seperti biasa Minyoung hanya menatap dengan ekspresi
datar. Minjung pun menceritakan sedikit kesannya masuk ke sekolah ini.
“Ini
adalah pertama kalinya aku mengajar. Jadi aku sangat sangat grogi.”
“Aku
tahu.”
“ Aku
kira akan mengajar murid cewek tapi kemudian malah mengajar murid cowok. Ini
benar – benar mimpiku untuk bisa mengajar murid cowok.”
“Iya.
“
“Tapi
adakah sesuatu yang sedang mengganggumu?”
“Iya,
ada.”
“Nggak
heran kok. Kelihatan punya lingkar hitam di bawah mata anda. Hahaha” ujar Minjung
sambil menunjuk ke lingkar matanya sendiri, namun Minyoung hanya membalasnya
dengan ekspresi datar. Dan hal tersebut membuat Minjung agak takut dan bertanya
– Tanya apa yang terjadi dengan guru tersebut.
Bel masuk sekolah
pun berbunyi, guru Seo Minjung pun masuk kelas dan mulai memperkenalkan dirinya
kepada anak – anak didik barunya.
“Halo anak-anak!
Mulai sekarang saya bertanggung jawab atas kelas ini, walaupun semester ini
hampir berakhir, namun ayo kita berusaha agar bisa lebih akrab. Maksudnya…
Maksudnya…. Ini pertama kalinya saya mengajar jadi saya masih agak grogi.
Pokoknya, saya akan melakukan yang terbaik yang saya bisa.“ Guru Seo yang
merasa grogi berusaha seceria mungkin memperkenalkan dirinya dan murid-muridnya
pun bertepuk tangan atas sambutan kepada guru baru mereka.
Siapa ketua kelas
ini? ”
Minho pun berdiri, “
Saya, guru.”
“Karena saya masih
belum tahu banyak. Maka, saya punya banyak pertanyaan yang mau saya tanyakan ke
kamu.” Ujar Guru Seo.
“ Saya akan
mengetikkan materi pelajaran sebelumnya dan mengirimnya ke email anda.” Jawab
Minho.
“Trimakasih . Apakah
ada yang tidak masuk?” Ujar guru Seo sambil memperhatikan bangku kosong di
belakang dekat jendela.
“ Lee Yunho.” Jawab
Minho
Namun ketika Guru
Seo ingin menandai absennya, Lee Yunho tiba – tiba masuk kelas dengan melompati
jendela, dia melempar tasnya dan dengan gaya coolnya, “ Tunggu sebentar, Aku
telah datang.”
Guru Seo terpana
dengan gaya cool Yunho saat masuk kelas sehingga tidak jadi mengabsenkan Yunho,
namun Minho berdiri dan mengatakan, “ Tapi Guru, dia masuk setelah bel masuk
berbunyi . Itu artinya dia terlambat.”
“ Saya kira dia
hanya…”
“ Guru, tidak
sharusnya kan kau menandainya masuk?”
“ Oh iya benar, ini
kesalahan saya. Ketua kelas benar…. Peraturan tetap peraturan….”
Namun seketika Yunho
mengeluh…” Ini benar – benar menyakitkan. Auuuuh…”
“Ini adalah hari
pertama. Seharusnyakah kita memberinya kesempatan?”
“ Guru…” ujar Minho
mengingatkan.
“Baiklah, maaf.”
Ujar Guru Seo .
Minho sangat senang
karena guru Seo mengabsenkan Yunho, namun Yunho sangat kesal dan mengepalkan
tanganya dan menunjukannya ke Minho, namun Minho tetap tidak peduli .
Guru Seo melanjutkan
perkenalannya dan masih sangat grogi melanjutkan perkenalannya, dia pun menulis
di papan tulis dan mengerutu dalam hati karena sikap anak – anak muridnya yang
membuatnya grogi dan masih bingung apa yang dia seharusnya dilakukan.
Sementara di rumah,
Lee Sunjae mencari – cari Junha sambil berteriak – teriak dan kemudian
melihat foto keluarga yang baru jadi
tergantung di ruang tamu. Dan dia ternyata tidak tahu kapan foto tersebut
datang, dia pun merasa kesal karena kenapa menaruh foto tersebut disitu tanpa
mendiskusikan dengannya dahulu. Namun saat ingin mencopotnya, fotonya tidak mau
copot. Sang kakek pun kembali mencari Junha yang ternyata berada di ruang baca.
Sang kakek menyuruh Junha menjual stok sahamnya, namun ternyata Junha telah
menjualnya kemarin. Sang kakek sangat kecewa karena Junha menjualnya tanpa
memberitahukan dirinya dulu.
(to be continued...)
No comments:
Post a Comment