9/22/12

Unstopable Highkick


Sinopsis Unstopable High kick episode 1
Cerita dimulai pada tahun 2006 di saat musim panas yang sedang bergolak di kota Seoul. Keluarga  Lee Sun Jae sedang bersiap – siap untuk foto sekeluarga. Lee Joon ialah cucu bungsu dari Lee Sun Jae yang merupakan anak dari anak bungsunya yang bernama Lee Min Young yang baru berusia beberapa bulan   dan sebelum memulai berfoto keluarga Lee Soon Jae sedang bercanda dengan Joon.
“Kau pasti senang sekali.” Ujar Na Mun Hee, istri Lee Soonjae.
“Kau tahu aku? Aku Pamanmu, panggil aku paman” sapa Lee Joonha yang merupakan anak sulung Lee Soonjae.
“Halo.” Sapa Park Haemi yang merupakan istri dari Joonha.
Minyoung mengelap air liu bayi Joon . Namun tiba-tiba Soonjae datang dan menyuruh pergi anggota keluarga yang lain karena dia ingin menggendong Joon tetapi  Joonha berdiri di belakang ayahnya.
“Jooni… kau sangat tampan.” Ujar Soonjae.
Namun tiba – tiba Joon kencing dan air seninya sampai menyembur ke wajah Soonjae Dan Joonha.


Lee Soonjae, Na Munhee, Lee Junha, dan Park Haemi  sudah berada di studio dan masih bersiap – siap untuk sesi pemotretan keluarga. Soonjae yang baru datang langsung duduk di samping istrinya dan meminta untuk menggendong Joon.
“ Joon kau sangat tampan, ayo –ayo cepat kita berfoto. Tapi dimana yang lainnya?” ujar Soonjae kesal karena yang lainnya yaitu Minyoung, Shinji istri Minyoung, beserta kedua cucu lainnya yang merupakan anak Joonha dan Haemi yaitu Lee Minhp dan Lee Yunho belum juga datang ke studio.
“ Aku akan memanggil mereka untuk bergegas” ujar Haemi sambil meninggalkan ruang studio.
“ Hey, kau kenapa duduk disini? “ ujar Soonjae pada istrinya.
“ Kenapa? Aku ingin duduk disini. “ balas Munhee.
“ Sofa ini terlalu sempit untuk ditempati 4 orang dan akan terlihat tidak bagus. Jadi lebih baik cepat pindah ke belakang” Ujar Soonjae lagi.
“ Tapi fotografer menyuruhku duduk disini.” Balas Munhee lagi.
Joonha pun membela ibunya agar tetap duduk, namun Soonjae tetap bersikeras menyuruh istrinya pindah ke belakang padahal fotografer juga telah mengarahkan pasangan suami istri tersebut duduk bersama. Namun akhirnya Munhee pindah berdiri ke belakang dengan muka cemberut.
Saat Haemi memeriksa ke luar studio dia melihat Minyoung yang sedang bertengkar dengan istrinya.
“ Ada apa denganmu? Kau bercanda ya?” Tanya Minyoung kesal pada istrinya.
“ Aku bersumpah ini serius.” Jawab  Shinji dengan teriak.
“ Kau. Ya sudah pergi jauh sana! “ Balas Minyoung dengan teriak dan menempeleng kepala Shinji.
Shinji pun tak terima sehingga membala menginjak kaki Minyoung, “ Hei, kenapa kau memukulku?”
Namun Minyoung yang berteriak kesakitan tetap membalas istrinya dengan menjambak rambut Shinji. Tetapi pertengkaran mereka berakhir karena Haemi memanggil mereka agar bergegas untuk berfoto.


Saat di dalam studio foto yang belum datang hanya Minho dan Yunho, sementara itu Joonha sedang merapikan rambut keritingnya dan menatanya ke belakang. Namun Ibunya mengatakan bahwa akan terlihat muda bila rambutnya ditata ke depan. Kemudian istrinya tidak setuju dengan ibu mertuanya karena sangat aneh bila rambutnya ditata ke belakang. Joonha pun membolak – balikan tata rambutnya , namun akhirnya dia mengikuti saran istrinya. Park Haemi pun merasa menang dari ibu mertuanya dan Munhee merasa kesal dengan menantunya itu. Soonjae pun tidak bisa diam dan memarahi Joonha yang tidak bisa mengatur dirinya. Namun Joonha yang takut dimarahi ayahnya hanya pasrah ayahnya mengomelinya. Sang kakek juga menyuruh cepat kedua cucunya untuk bergegas keluar dari ruang ganti. Dan mereka pun sudah lengkap berkumpul. Fotografer menjempret foto.
“OK. 1… 2… 3…”


Di SMA Pungpa kedatangan guru baru yang bernama Seo Minjung dan Kepala Sekolah mencoba memperkenalkan guru baru tersebut, Semua guru bertepuk tangan namun Lee Minyoung yang juga bekerja sebagai guru di SMA tersebut menyambut dengan ekspresi yang datar. Namun ada kesalahan yang dilakukan oleh kepala Sekolah dalam memperkenalkan Seo Minjung yaitu sebagai guru mata pelajaran matematika yang menjadi wali kelas 9  sehingga dia mengoreksi kembali perkenalan dirinya, “ Pak Kepala Sekolah namaku Seo MInjung dan merupakan guru bahasa Inggris . Dan aku ialah wali kelas dari kelas 4.”


“ Oh, Benarkah?” ujar Pak Kepala Sekolah sambil menggaruk – garuk kepala. Kemudian Pak Kepala Sekolah bertanya kepada Minyoung sambil hanya menunjuk tanpa menyebutkan nama, “Tunggu, bukankah anakmu berada di kelas 4?”
“Namaku Lee Minyoung dan yang berada di kelas 4 itu keponakanku. Anakku bahkan usianya belum genap setahun.” Koreksi Minyong terhadap kata – kata Pak Kepala Sekolah dengan ekspresi datar.
Pak Kepala Sekolah yang sudah agak pelupa ini pun hanya membenarkan  kata – kata Minyoung dan mengarahkan guru – guru agar dapat menerima guru baru dengan baik dan bekerja sama dengan baik.
Seo Minjung pun bisa menempati meja kerjanya yang berada tepat di samping meja kerja Minyoung. Mereka pun saling menyapa, Minjung selalu memberikan senyuman yang berseri – seri namun seperti biasa Minyoung hanya menatap dengan ekspresi datar. Minjung pun menceritakan sedikit kesannya masuk ke sekolah ini.
“Ini adalah pertama kalinya aku mengajar. Jadi aku sangat sangat grogi.”
“Aku tahu.”
“ Aku kira akan mengajar murid cewek tapi kemudian malah mengajar murid cowok. Ini benar – benar mimpiku untuk bisa mengajar murid cowok.”
“Iya. “
“Tapi adakah sesuatu yang sedang mengganggumu?”
“Iya, ada.”
“Nggak heran kok. Kelihatan punya lingkar hitam di bawah mata anda. Hahaha” ujar Minjung sambil menunjuk ke lingkar matanya sendiri, namun Minyoung hanya membalasnya dengan ekspresi datar. Dan hal tersebut membuat Minjung agak takut dan bertanya – Tanya apa yang terjadi dengan guru tersebut.






Bel masuk sekolah pun berbunyi, guru Seo Minjung pun masuk kelas dan mulai memperkenalkan dirinya kepada anak – anak didik barunya.
“Halo anak-anak! Mulai sekarang saya bertanggung jawab atas kelas ini, walaupun semester ini hampir berakhir, namun ayo kita berusaha agar bisa lebih akrab. Maksudnya… Maksudnya…. Ini pertama kalinya saya mengajar jadi saya masih agak grogi. Pokoknya, saya akan melakukan yang terbaik yang saya bisa.“ Guru Seo yang merasa grogi berusaha seceria mungkin memperkenalkan dirinya dan murid-muridnya pun bertepuk tangan atas sambutan kepada guru baru mereka.
Siapa ketua kelas ini? ”
Minho pun berdiri, “ Saya, guru.”
“Karena saya masih belum tahu banyak. Maka, saya punya banyak pertanyaan yang mau saya tanyakan ke kamu.” Ujar Guru Seo.
“ Saya akan mengetikkan materi pelajaran sebelumnya dan mengirimnya ke email anda.” Jawab Minho.
“Trimakasih . Apakah ada yang tidak masuk?” Ujar guru Seo sambil memperhatikan bangku kosong di belakang dekat jendela.
“ Lee Yunho.” Jawab Minho
Namun ketika Guru Seo ingin menandai absennya, Lee Yunho tiba – tiba masuk kelas dengan melompati jendela, dia melempar tasnya dan dengan gaya coolnya, “ Tunggu sebentar, Aku telah datang.”






Guru Seo terpana dengan gaya cool Yunho saat masuk kelas sehingga tidak jadi mengabsenkan Yunho, namun Minho berdiri dan mengatakan, “ Tapi Guru, dia masuk setelah bel masuk berbunyi . Itu artinya dia terlambat.”
“ Saya kira dia hanya…”
“ Guru, tidak sharusnya kan kau menandainya masuk?”
“ Oh iya benar, ini kesalahan saya. Ketua kelas benar…. Peraturan tetap peraturan….”
Namun seketika Yunho mengeluh…” Ini benar – benar menyakitkan. Auuuuh…”
“Ini adalah hari pertama. Seharusnyakah kita memberinya kesempatan?”
“ Guru…” ujar Minho mengingatkan.
“Baiklah, maaf.” Ujar Guru Seo .
Minho sangat senang karena guru Seo mengabsenkan Yunho, namun Yunho sangat kesal dan mengepalkan tanganya dan menunjukannya ke Minho, namun Minho tetap tidak peduli .
Guru Seo melanjutkan perkenalannya dan masih sangat grogi melanjutkan perkenalannya, dia pun menulis di papan tulis dan mengerutu dalam hati karena sikap anak – anak muridnya yang membuatnya grogi dan masih bingung apa yang dia seharusnya dilakukan.


Sementara di rumah, Lee Sunjae mencari – cari Junha sambil berteriak – teriak dan kemudian melihat  foto keluarga yang baru jadi tergantung di ruang tamu. Dan dia ternyata tidak tahu kapan foto tersebut datang, dia pun merasa kesal karena kenapa menaruh foto tersebut disitu tanpa mendiskusikan dengannya dahulu. Namun saat ingin mencopotnya, fotonya tidak mau copot. Sang kakek pun kembali mencari Junha yang ternyata berada di ruang baca. Sang kakek menyuruh Junha menjual stok sahamnya, namun ternyata Junha telah menjualnya kemarin. Sang kakek sangat kecewa karena Junha menjualnya tanpa memberitahukan dirinya dulu.

(to be continued...)